Saraf merupakan salah satu bagian penting yang ada pada tubuh manusia. Sistem saraf pada manusia adalah sistem pengaturan tubuh berupa penghantaran rangsangan saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan rangsangan saraf dan perintah untuk memberi tanggapan terhadap rangsangan.
Saraf terdiri dari saraf pusat yang meliputi otak dan sumsum tulang belakang serta saraf perifer atau saraf tepi. Tanpa adanya saraf, tubuh manusia tidak akan bisa berfungsi dengan normal. Hal ini karena sistem saraf bertanggung jawab dalam mengirim impuls dari otak ke seluruh tubuh agar mampu menjalankan fungsi organ.
Apabila seseorang mengalami penyakit saraf, maka tidak heran jika ada beberapa fungsi tubuhnya yang terganggu atau tidak bisa bekerja dengan normal.
Ketika seseorang mengalami penyakit saraf, orang tersebut akan kesulitan hingga kehilangan kemampuan untuk bernapas, bergerak, menelan bahkan berbicara.
Pasalnya, hampir setiap fungsi tubuh pada manusia dikontrol oleh sistem saraf, mulai dari pikiran, emosi, sensasi, persepsi, proses belajar, daya ingat, pergerakan, keseimbangan, koordinasi, suhu tubuh, pernapasan, detak jantung hingga pertumbuhan dan perkembangan otak.
Ada tiga tipe saraf pada tubuh manusia, antara lain:
- Saraf motorik
Saraf motorik bertanggung jawab terhadap pergerakan manusia. Saraf inilah yang berfungsi mengirimkan informasi dari otak dan tulang belakang menuju ke otot.
- Saraf sensorik
Saraf ini berperan mengirim informasi dari kulit dan otot kembali ke tulang belakang dan otak. Sehingga, seseorang dapat merasakan sakit dan sensasi lainnya.
- Saraf otonom
Saraf ini bertugas mengontrol gerakan anggota tubuh tanpa sadar atau setengah sadar seperti pencernaan, detak jantung, tekanan darah dan sebagainya.
Kerusakan saraf yang juga disebut neuropati biasanya terjadi karena adanya penurunan fungsi pada saraf. Kebanyakan gangguan pada saraf ini diderita oleh orang yang telah berusia di atas 40 tahun.
Beberapa penyebab penyakit saraf adalah dipicu oleh kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
- Posisi yang salah saat mengetik
Seseorang yang sering mengetik namun dengan posisi yang salah secara terus menerus bisa menyebabkan trauma pada tangan berupa neuropati.
- Sering jongkok
Jongkok yang terlalu sering juga bisa menjadi penyebab neuropati. Pasalnya, posisi jongkok akan menekan banyak saraf pada kaki.
- Sering duduk bersila
Hal ini sama dengan jongkok karena duduk bersila juga banyak menekan saraf pada kaki yang bisa menyebabkan neuropati.
- Duduk sambil menyilangkan kaki
Duduk sambil menyilangkan kaki dapat menyebabkan kesemutan. Selain itu, tekanan dari tangan dan kaki terlalu lama juga dapat memicu sakit saraf atau neuropati.
Seseorang yang mengalami gangguan saraf biasanya mengalami gejala sebagai berikut:
- Berkeringat terlalu banyak
Salah satu gejala penyakit saraf otonom adalah berkeringat terlalu banyak saat cuaca sedang dingin atau berkeringat terlalu sedikit saat cuaca sedang panas.
- Kehilangan keseimbangan
Jika seseorang sering terjatuh atau tersandung secara tiba-tiba tanpa penyebab yang jelas, hal ini bisa menjadi tanda seseorang mengalami gangguan saraf tepi. Gangguan ini dapat menimbulkan gangguan persepsi, gangguan serebelum hingga gangguan saraf kranial VIII.
- Sulit bergerak
Apabila seseorang mengalami kesulitan bergerak hingga kelumpuhan, hal ini bisa menjadi tanda adanya kerusakan saraf motorik.
- Kebas
Seseorang yang sering merasakan kebas seperti mati rasa, kesemutan atau bahkan rasa terbakar pada tangan dan kaki bisa menjadi gejala terjadinya gangguan saraf sensorik.
- Nyeri pada kaki
Rasa nyeri yang hebat secara terus menerus juga bisa menjadi gejala sakit saraf bagian sensorik. Biasanya juga diikuti dengan kesemutan atau rasa panas pada bagian punggung hingga menyebar ke bagian kaki.